23jam.com | Kota Palu, ibu kota Provinsi Sulawesi Tengah, dikenal dengan keindahan alamnya yang khas: perpaduan pegunungan, teluk biru, dan hamparan pantai yang menawan. Namun di balik keindahan itu, Palu juga menghadapi tantangan lingkungan yang cukup kompleks—mulai dari pengelolaan sampah, kerusakan hutan, hingga ancaman perubahan iklim yang makin terasa. Oleh karena itu, melestarikan lingkungan di Palu bukan sekadar pilihan, melainkan tanggung jawab bersama seluruh lapisan masyarakat.
1. Kondisi Lingkungan di Palu Saat Ini
Beberapa tahun terakhir, Palu telah berbenah pasca bencana alam besar yang melanda pada 2018. Namun, masalah lingkungan masih menjadi pekerjaan rumah yang harus terus diperhatikan. Pertumbuhan penduduk dan pembangunan infrastruktur yang cepat memicu peningkatan volume sampah dan berkurangnya ruang hijau. Selain itu, alih fungsi lahan hutan di wilayah sekitar seperti Donggala dan Sigi juga berdampak pada kualitas udara dan keseimbangan ekosistem di kawasan Palu Raya.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurut data Dinas Lingkungan Hidup Palu, volume sampah di Palu bisa mencapai ratusan ton per hari, namun belum seluruhnya dapat terkelola dengan baik. Jika tidak diatasi, kondisi ini bisa menimbulkan pencemaran tanah, air, dan udara yang membahayakan kesehatan masyarakat.
2. Pentingnya Melestarikan Lingkungan di Palu
Melestarikan lingkungan berarti menjaga keberlanjutan hidup. Alam yang terjaga akan mendukung kehidupan masyarakat Palu secara langsung maupun tidak langsung. Misalnya, udara bersih mengurangi risiko penyakit, air bersih lebih mudah didapat, dan sektor pariwisata pun berkembang dengan lebih sehat.
Selain itu, ekosistem di sekitar Teluk Palu juga menjadi habitat penting bagi berbagai jenis ikan dan biota laut. Menjaga kebersihan laut dari sampah plastik dan limbah rumah tangga akan berdampak besar pada kelestarian sumber daya alam laut yang menjadi penopang ekonomi warga pesisir.
Baca Juga:
Walk Out Delegasi di PBB: Netanyahu Balas Pidato Prabowo Tentang Palestina
Tim Sleman Juara Umum dalam Porda XVII DIY 2025
Rahasia Sukses Undang Jurnalis Ekonomi untuk Liputan Acara Perusahaan
3. Langkah-Langkah Melestarikan Lingkungan di Palu
Untuk menjaga kelestarian lingkungan di Palu, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan bersama antara pemerintah, masyarakat, dan pihak swasta:
a. Mengurangi Sampah Plastik
Gerakan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai mulai digalakkan di berbagai wilayah Palu. Banyak kafe, sekolah, dan komunitas yang kini beralih menggunakan wadah ramah lingkungan. Program “Palu Tanpa Sampah Plastik” juga menjadi salah satu contoh langkah nyata menuju kota yang lebih hijau.
b. Reboisasi dan Penanaman Pohon
Menanam kembali pohon di daerah gundul, terutama di sekitar wilayah perbukitan Palu dan Donggala, dapat membantu mencegah erosi dan longsor. Komunitas hijau seperti Green Palu Movement sering mengadakan kegiatan menanam pohon yang diikuti oleh pelajar, mahasiswa, hingga ASN.
c. Edukasi Lingkungan Sejak Dini
Kesadaran lingkungan sebaiknya ditanamkan sejak anak-anak. Sekolah-sekolah di Palu mulai menerapkan program Adiwiyata, yaitu sekolah peduli dan berbudaya lingkungan. Program ini mengajarkan siswa cara memilah sampah, membuat kompos, hingga menjaga kebersihan lingkungan sekolah.
Baca Juga:
Audit BPKP Temukan Kerugian Rp9,8 Miliar Dari Kasus Kapal Pesiar
Pigmentasi Bibir Bisa Reda dengan 4 Perawatan Alami Hemat Budget
Antrean Panjang BBM Non-Subsidi, Lonjakan Konsumsi Capai 1,4 Juta KL
d. Pengelolaan Sampah Terpadu
Pemerintah kota Palu telah mulai mengembangkan sistem pengelolaan sampah terpadu, dengan melibatkan warga dalam pemilahan sampah organik dan anorganik. Bank sampah juga menjadi solusi kreatif yang memberi manfaat ekonomi bagi warga, terutama ibu rumah tangga.
e. Pengembangan Energi Terbarukan
Dengan potensi energi surya yang melimpah, Palu memiliki peluang besar untuk mengembangkan energi bersih. Beberapa instansi sudah mulai menggunakan panel surya untuk kebutuhan listrik kecil. Langkah ini tak hanya ramah lingkungan, tetapi juga menghemat biaya energi jangka panjang.
4. Peran Komunitas dan Generasi Muda
Komunitas lingkungan di Palu memiliki peran penting dalam menggerakkan perubahan. Misalnya, gerakan Trash Hero Palu rutin melakukan kegiatan bersih-bersih pantai, sementara komunitas Sahabat Alam Tadulako aktif dalam kampanye reboisasi dan edukasi lingkungan. Generasi muda Palu semakin sadar bahwa mereka bukan hanya penikmat alam, tapi juga penjaga masa depan bumi.
Media sosial pun menjadi sarana efektif untuk mengedukasi masyarakat. Banyak anak muda Palu yang mengunggah kegiatan lingkungan mereka untuk menginspirasi orang lain. Semangat ini membuktikan bahwa melestarikan lingkungan bukan hal yang sulit bila dilakukan bersama-sama.
5. Harapan untuk Masa Depan Palu yang Hijau
Melestarikan lingkungan di Palu adalah upaya panjang yang membutuhkan konsistensi dan kerja sama lintas sektor. Pemerintah perlu memperkuat kebijakan dan penegakan hukum terkait pencemaran, sementara masyarakat harus terus meningkatkan kesadaran untuk hidup lebih ramah lingkungan.
Bayangkan jika setiap warga Palu menanam satu pohon, memilah sampah rumah tangga, dan mengurangi penggunaan plastik—betapa besar dampaknya bagi kota ini. Palu bisa menjadi contoh kota hijau di Indonesia timur, tempat di mana manusia dan alam hidup berdampingan dengan harmonis.
Baca Juga:
Harga Jagung Rp 6.628/kg, Ini Respons Pemerintah untuk Peternak
Panen Gadu 2025 Sukses, Stok Beras Januari–September Capai 28 Juta Ton
Kesimpulan
Melestarikan lingkungan di Palu bukan sekadar tanggung jawab pemerintah, tetapi juga setiap warga yang mencintai kotanya. Dengan langkah kecil seperti menanam pohon, membuang sampah pada tempatnya, dan bijak menggunakan energi, kita turut menjaga keberlangsungan alam dan masa depan generasi mendatang. Dari Palu untuk Indonesia yang lebih hijau!










