NEW YORK – Aksi protes terhadap kebijakan imigrasi Amerika Serikat kembali pecah di New York pada Sabtu, 07 Juni 2025.
Puluhan demonstran memadati kawasan Federal Plaza, Lower Manhattan, untuk menolak penangkapan imigran oleh Badan Penegakan Imigrasi dan Bea Cukai Amerika Serikat (ICE).
Demonstrasi yang awalnya berlangsung damai berubah menjadi ricuh ketika aparat kepolisian mulai memborgol beberapa peserta aksi.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Saksi mata menyebut seorang demonstran sempat ditarik paksa ke satu arah oleh polisi, sementara rekannya mencoba mempertahankan dari arah berlawanan.
Situasi memanas dalam hitungan menit, dan sedikitnya satu orang dilarikan ke rumah sakit akibat luka yang diderita saat bentrokan terjadi.
Slogan Perlawanan dan Penahanan Massal Warnai Aksi
Para pengunjuk rasa meneriakkan slogan “bebaskan mereka” sebagai bentuk penolakan terhadap praktik penahanan imigran oleh ICE.
Baca Juga:
Teller Bank Nekat Tilep Rp5,2 M, Vonis Ringan Bikin Rakyat Ngamuk!
Suntikan Modal Rp1,9 Triliun Perkuat Tol Kualanamu, Jasa Marga Kunci Pertumbuhan
Salim Group: Kerajaan Bisnis Liem Sioe Liong dari Kudus hingga Global
Beberapa peserta aksi juga mencemooh petugas yang menangkap rekan mereka satu per satu dari kerumunan.
Sejumlah video yang beredar di media sosial menunjukkan demonstran diborgol dan dibawa ke mobil tahanan oleh aparat berseragam.
“Setahu saya, ICE telah menahan sejumlah warga di dalam gedung pengadilan itu, dan mereka tetap ditahan di sana,” ujar seorang demonstran kepada CBS News.
Ia melanjutkan bahwa penahanan di gedung pengadilan dinilai sebagai bentuk intimidasi terhadap masyarakat sipil yang mencari keadilan.
Baca Juga:
Industri Kapal Hijau Dimulai: Danantara dan Rusia Rancang Galangan Bersih
Pertamina, PLN, BRI Masuk Jajaran Raksasa Bisnis Asia Tenggara
Erdogan Tuding Israel Langgar Hukum Internasional dan Sabotase Perdamaian
Operasi ICE di Pengadilan: Kritik Meluas dari Warga Sipil
Operasi ICE belakangan ini menuai kritik dari berbagai kalangan, terutama setelah diketahui bahwa penangkapan dilakukan di area pengadilan.
Bagi banyak warga, pengadilan seharusnya menjadi tempat yang aman bagi siapa pun, termasuk imigran yang tengah menjalani proses hukum.
“Saya pribadi tidak suka jika mereka menahan orang di pengadilan… Jadi kami, saya kira, ingin membuat situasi ini sesulit mungkin bagi mereka,” ucap seorang peserta aksi lain.
Pengacara hak-hak sipil menilai praktik penangkapan di pengadilan melanggar prinsip keadilan dan memperburuk ketakutan komunitas migran terhadap sistem hukum.
Beberapa demonstran yang ditangkap dikabarkan telah menerima surat panggilan pengadilan, namun detailnya belum diungkap secara resmi.
Polisi Belum Rinci Jumlah Tahanan, Aktivis Desak Transparansi
Hingga Minggu pagi, Kepolisian New York City belum merilis jumlah resmi demonstran yang ditahan dalam insiden tersebut.
Baca Juga:
Pertamina Kembali Direnovasi: Dari Komisaris hingga Wadirut, Siapa Kuasai Arah Holding Energi?
Raja Ampat Kritis: Legislator Desak Tindakan Tegas, KLH Telusuri Empat Tambang Diduga Langgar Aturan
Juru bicara kepolisian hanya menyatakan bahwa aksi tersebut melibatkan penegakan hukum terhadap mereka yang “mengganggu ketertiban umum”.
Namun para aktivis menuntut transparansi dan pertanggungjawaban terhadap cara aparat menangani aksi damai.
“Kami ingin tahu siapa saja yang ditahan, kondisi mereka, dan apakah mereka mendapatkan bantuan hukum yang layak,” kata seorang pengacara dari lembaga bantuan hukum setempat.
Demonstrasi serupa juga terjadi dalam skala lebih kecil di sejumlah kota lain, sebagai bentuk solidaritas terhadap komunitas migran.
Kebijakan Imigrasi AS di Bawah Sorotan Pasca Trump
Penangkapan imigran tanpa dokumen oleh ICE meningkat tajam sejak masa pemerintahan Donald Trump dan tetap kontroversial hingga kini.
Menurut laporan Human Rights Watch, sejak 2017 hingga 2023 lebih dari 2,3 juta imigran ditahan, sebagian besar karena pelanggaran administratif.
Kebijakan tersebut memicu gelombang protes nasional, terutama dari organisasi pembela hak imigran, gereja, dan kelompok sipil lainnya.
Banyak pihak menilai pendekatan berbasis penahanan justru menambah beban sistem peradilan dan menciptakan rasa takut di komunitas rentan.
Pemerintahan Presiden Joe Biden menjanjikan pendekatan yang lebih manusiawi, namun banyak aktivis menilai belum ada perubahan signifikan di lapangan.
Perlunya Reformasi dan Perlindungan terhadap Komunitas Imigran
Bentrokan yang terjadi di Federal Plaza menjadi pengingat bahwa isu imigrasi tetap menjadi luka terbuka di tubuh Amerika Serikat.
Diperlukan reformasi kebijakan yang menjamin proses hukum adil bagi imigran serta menjauhkan penegakan hukum dari tempat-tempat yang seharusnya aman seperti pengadilan.
Pemerintah kota dan federal didesak untuk mengevaluasi ulang praktik penahanan oleh ICE, serta membentuk mekanisme pengawasan yang independen.
Masyarakat sipil pun perlu diberi ruang lebih luas untuk menyuarakan aspirasi tanpa takut terhadap represi atau kekerasan.
Aksi demonstrasi yang berakhir ricuh ini adalah sinyal bahwa sistem belum bekerja adil bagi semua.
Transparansi, akuntabilitas, dan penghormatan terhadap hak asasi manusia harus menjadi fondasi dalam merumuskan masa depan kebijakan imigrasi di Amerika Serikat.***
Sempatkan untuk membaca berbagai berita dan informasi seputar ekonomi dan bisnis lainnya di media Infotelko.com dan Infoekonomi.com.
Simak juga berita dan informasi terkini mengenai politik, hukum, dan nasional melalui media 23jam.com dan Haiidn.com.
Informasi nasional dari pers daerah dapat dimonitor langsumg dari portal berita Hallotangsel.com dan Haisumatera.com.
Untuk mengikuti perkembangan berita nasional, bisinis dan internasional dalam bahasa Inggris, silahkan simak portal berita Indo24hours.com dan 01post.com.
Pastikan juga download aplikasi Hallo.id di Playstore (Android) dan Appstore (iphone), untuk mendapatkan aneka artikel yang menarik. Media Hallo.id dapat diakses melalui Google News. Terima kasih.
Kami juga melayani Jasa Siaran Pers atau publikasi press release di lebih dari 175an media, silahkan klik Persrilis.com
Sedangkan untuk publikasi press release serentak di media mainstream (media arus utama) atau Tier Pertama, silahkan klik Publikasi Media Mainstream.
Indonesia Media Circle (IMC) juga melayani kebutuhan untuk bulk order publications (ribuan link publikasi press release) untuk manajemen reputasi: kampanye, pemulihan nama baik, atau kepentingan lainnya.
Untuk informasi, dapat menghubungi WhatsApp Center Pusat Siaran Pers Indonesia (PSPI): 085315557788, 087815557788.
Dapatkan beragam berita dan informasi terkini dari berbagai portal berita melalui saluran WhatsApp Sapulangit Media Center