DALAM sebuah upacara penuh makna di halaman Istana Palácio do Planalto, Brasilia, Rabu (9/7/2025), Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto memulai lawatan kenegaraannya ke Brasil.
Disambut Presiden Luiz Inácio Lula da Silva dengan penghormatan militer yang khidmat, kunjungan ini menyiratkan arah baru strategi diplomasi ekonomi Indonesia.
Di tengah ketidakpastian geopolitik global, kedua negara anggota G20 dan BRICS ini tampak menyelaraskan kepentingan mereka di bidang perdagangan bebas, pertanian berkelanjutan, dan integrasi pasar global.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Upacara Kehormatan Menandai Babak Baru Hubungan Strategis Bilateral Indonesia–Brasil
Dalam suasana hangat namun formal, Prabowo tiba tepat pukul 10.35 waktu setempat, mengenakan jas biru tua dan peci hitam, lambang formalitas khas Indonesia.
Ia berjalan perlahan di tengah barisan Pasukan Kehormatan Brasil sambil memberi hormat, ketika lagu kebangsaan Indonesia Raya berkumandang berdampingan dengan bendera Merah Putih dan bendera nasional Brasil yang berkibar megah.
Presiden Lula menyambutnya dengan jabat tangan erat, mencerminkan hubungan diplomatik yang telah berjalan selama lebih dari enam dekade.
Baca Juga:
Skandal Surat Jalan Istri Menteri UMKM Heboh, KPK Ancam Panggil Pejabat
Teller Bank Nekat Tilep Rp5,2 M, Vonis Ringan Bikin Rakyat Ngamuk!
Suntikan Modal Rp1,9 Triliun Perkuat Tol Kualanamu, Jasa Marga Kunci Pertumbuhan
Setelah upacara kenegaraan, kedua kepala negara berjalan bersama ke dalam istana untuk bertukar pandangan, memperkenalkan delegasi masing-masing, dan membahas agenda prioritas bilateral.
Delegasi Indonesia yang turut hadir menunjukkan fokus yang jelas pada isu pangan, energi, perdagangan, dan teknologi.
Di antara mereka adalah Menko Pangan Zulkifli Hasan, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, Menteri Perdagangan Budi Santoso, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Prof. Brian Yuliarto, hingga Wakil Menteri Luar Negeri Arrmanatha Nasir.
Dari pihak Brasil, hadir Menteri Luar Negeri Mauro Vieira, Menteri Lingkungan Hidup Marina Silva, hingga Penasihat Presiden Celso Amorim.
Baca Juga:
Salim Group: Kerajaan Bisnis Liem Sioe Liong dari Kudus hingga Global
Industri Kapal Hijau Dimulai: Danantara dan Rusia Rancang Galangan Bersih
Pertamina, PLN, BRI Masuk Jajaran Raksasa Bisnis Asia Tenggara
Parade drumband, pasukan berkuda, serta pengibaran Merah Putih di balkon istana semakin mempertegas pesan simbolik bahwa kedua negara kini berada pada jalur yang sama.
Dalam memperkuat multilateralisme di tengah tren proteksionisme yang merangkak di berbagai belahan dunia.
Kerjasama Perdagangan Bebas Sebagai Jawaban atas Proteksionisme yang Meningkat
Dalam keterangan resmi usai pertemuan bilateral, Prabowo menyatakan, “Brasil adalah mitra penting Indonesia untuk mendorong sistem perdagangan global yang terbuka, adil, dan berbasis aturan.
Pernyataan ini bukan sekadar retorika. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan nilai perdagangan bilateral Indonesia–Brasil pada 2023 mencapai USD 4,2 miliar, meningkat lebih dari 30 persen dibanding tahun sebelumnya.
Kedua negara juga memiliki kepentingan yang sama dalam mempertahankan ekspor komoditas pertanian dan energi berkelanjutan ke pasar global.
Lula dalam pernyataannya menegaskan, “Brasil mendukung penuh integrasi ekonomi dengan Asia Tenggara, termasuk melalui kerja sama dengan Indonesia, yang merupakan ekonomi terbesar di kawasan.”
Baca Juga:
Erdogan Tuding Israel Langgar Hukum Internasional dan Sabotase Perdamaian
Pertamina Kembali Direnovasi: Dari Komisaris hingga Wadirut, Siapa Kuasai Arah Holding Energi?
Bagi Indonesia, kerjasama ini sejalan dengan strategi memperluas pasar ekspor non-tradisional untuk mengimbangi fluktuasi permintaan dari Tiongkok, Eropa, dan Amerika Serikat.
Brasil, dengan sektor agribisnisnya yang kuat, juga membuka peluang untuk alih teknologi dan investasi di sektor energi hijau serta teknologi pangan.
Dua bidang yang sangat dibutuhkan untuk menjaga daya saing Indonesia di era transisi energi.
Globalisasi dan Multilateralisme Tetap Relevan di Tengah Tantangan Geopolitik
Kunjungan ini terjadi di tengah dunia yang semakin terfragmentasi oleh perang dagang, konflik regional, dan meningkatnya populisme ekonomi.
Indonesia dan Brasil, sebagai negara berkembang besar dengan populasi ratusan juta jiwa dan kekayaan sumber daya alam yang melimpah, berada pada posisi unik untuk mendorong reformasi tata ekonomi global.
Dari perspektif liberalisme ekonomi, hubungan yang lebih erat antara Jakarta dan Brasilia memperkuat pesan bahwa globalisasi dan perdagangan bebas bukanlah masalah, melainkan solusi terhadap stagnasi ekonomi dunia.
Dengan menjaga pasar terbuka, kedua negara mengirim sinyal kuat kepada komunitas internasional bahwa integrasi ekonomi lintas benua tetap relevan, meski banyak negara maju mulai melirik kembali kebijakan proteksionis.
Keterlibatan Indonesia dalam BRICS juga menunjukkan keberanian Indonesia untuk menjajaki blok ekonomi alternatif yang lebih inklusif.
Sambil tetap mempertahankan komitmen terhadap WTO dan rezim perdagangan multilateral lainnya.
Menegaskan Posisi Indonesia di Panggung Global Melalui Sentrisme Pragmatis
Diplomasi ekonomi Prabowo yang mengutamakan pragmatisme dan sentrisme radikal tampaknya menyadari bahwa Indonesia tidak bisa hanya bergantung pada satu blok geopolitik tertentu.
Sebaliknya, Indonesia harus membangun koalisi dengan siapa pun yang bersedia menjaga keterbukaan pasar dan arsitektur global yang berbasis aturan.
Prabowo sendiri dalam sebuah wawancara baru-baru ini mengatakan, “Kami ingin Indonesia menjadi mitra yang rasional, terbuka, dan berpihak pada kesejahteraan rakyat melalui kerja sama internasional yang sehat.”
Kunjungan ke Brasil ini bukan hanya simbol persahabatan bilateral, tetapi juga refleksi visi Indonesia untuk berperan sebagai penyeimbang di tengah rivalitas kekuatan besar.
Di mata pengambil keputusan bisnis dan pemerintah, ini adalah pesan bahwa Indonesia tetap berkomitmen pada prinsip-prinsip keterbukaan ekonomi, inovasi, dan keberlanjutan jangka panjang.
Dengan tetap mendorong liberalisasi pasar, reformasi struktural, dan kolaborasi global, Indonesia tidak hanya memastikan relevansinya di kancah internasional.
Tetapi juga memperkuat posisinya sebagai salah satu kekuatan ekonomi baru abad ke-21.***
Sempatkan untuk membaca berbagai berita dan informasi seputar ekonomi dan bisnis lainnya di media Infopeluang.com dan Ekonominews.com.
Simak juga berita dan informasi terkini mengenai politik, hukum, dan nasional melalui media Lingkarin.com dan Kontenberita.com.
Informasi nasional dari pers daerah dapat dimonitor langsumg dari portal berita Hallokaltim.com dan Apakabarbogor.com.
Untuk mengikuti perkembangan berita nasional, bisinis dan internasional dalam bahasa Inggris, silahkan simak portal berita Indo24hours.com dan 01post.com.
Pastikan juga download aplikasi Hallo.id di Playstore (Android) dan Appstore (iphone), untuk mendapatkan aneka artikel yang menarik. Media Hallo.id dapat diakses melalui Google News. Terima kasih.
Kami juga melayani Jasa Siaran Pers atau publikasi press release di lebih dari 175an media, silahkan klik Persrilis.com
Sedangkan untuk publikasi press release serentak di media mainstream (media arus utama) atau Tier Pertama, silahkan klik Publikasi Media Mainstream.
Indonesia Media Circle (IMC) juga melayani kebutuhan untuk bulk order publications (ribuan link publikasi press release) untuk manajemen reputasi: kampanye, pemulihan nama baik, atau kepentingan lainnya.
Untuk informasi, dapat menghubungi WhatsApp Center Pusat Siaran Pers Indonesia (PSPI): 085315557788, 087815557788.
Dapatkan beragam berita dan informasi terkini dari berbagai portal berita melalui saluran WhatsApp Sapulangit Media Center