JAKARTA – Istana Negara akhirnya buka suara menyikapi kritik tajam dari sejumlah fakultas kedokteran terhadap kebijakan kontroversial Kementerian Kesehatan (Kemenkes), khususnya soal kolegium dokter spesialis.
Kritik ini muncul setelah Kemenkes merancang skema baru pembentukan kolegium di luar struktur organisasi profesi, yang dikhawatirkan mencederai independensi pendidikan kedokteran.
Isu ini menjadi sorotan nasional karena berpotensi menurunkan kualitas pendidikan dokter spesialis dan berdampak pada layanan kesehatan publik.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Masukan Fakultas Kedokteran Jadi Bahan Pertimbangan Pemerintah
Menanggapi dinamika ini, Menteri Sekretaris Negara dan Juru Bicara Presiden, Prasetyo Hadi, menegaskan bahwa pemerintah mendengar dan mempertimbangkan masukan dari kalangan akademisi.
Menurut Prasetyo, aspirasi civitas akademika kedokteran tidak bisa diabaikan karena lahir dari pertimbangan profesional dan kepentingan publik jangka panjang.
Ia menyebut bahwa semua masukan telah diterima secara resmi dan tidak resmi, termasuk melalui pemberitaan media.
Baca Juga:
Prabowo di Istana Brasil: Simbol Globalisasi di Tengah Proteksionisme
Skandal Surat Jalan Istri Menteri UMKM Heboh, KPK Ancam Panggil Pejabat
Teller Bank Nekat Tilep Rp5,2 M, Vonis Ringan Bikin Rakyat Ngamuk!
Evaluasi Kementerian Rutin Dilakukan Presiden Prabowo Subianto
Prasetyo menyatakan bahwa Presiden Prabowo Subianto secara rutin melakukan evaluasi terhadap seluruh kementerian, termasuk Kementerian Kesehatan.
Masukan dari fakultas kedokteran menjadi bagian penting dari proses evaluasi tersebut agar kebijakan pemerintah tetap sejalan dengan kepentingan masyarakat.
Pemerintah ingin memastikan bahwa setiap kebijakan yang dikeluarkan berdampak positif dan berkelanjutan terhadap sistem kesehatan nasional.
Kontroversi Kolegium Baru Picu Kekhawatiran Mutu Pendidikan Spesialis
Rencana Kemenkes membentuk lembaga kolegium di luar organisasi profesi menuai kekhawatiran dari komunitas kedokteran dan akademisi.
Baca Juga:
Suntikan Modal Rp1,9 Triliun Perkuat Tol Kualanamu, Jasa Marga Kunci Pertumbuhan
Salim Group: Kerajaan Bisnis Liem Sioe Liong dari Kudus hingga Global
Industri Kapal Hijau Dimulai: Danantara dan Rusia Rancang Galangan Bersih
Mereka menilai langkah tersebut berpotensi menurunkan standar pendidikan dokter spesialis yang selama ini dijaga oleh sistem kolegium berbasis profesi.
Organisasi profesi medis bahkan menyebut kebijakan ini bisa merusak kesinambungan keilmuan dan pengawasan kualitas dalam pendidikan spesialis.
Pemerintah Tekankan Pentingnya Menjaga Pelayanan Publik Tetap Stabil
Meski terjadi perbedaan pandangan, Prasetyo menekankan bahwa yang paling utama adalah menjaga stabilitas pelayanan publik agar tidak terganggu.
Ia meminta semua pihak tetap menahan diri dan menjaga kondusivitas sistem layanan kesehatan selama proses evaluasi kebijakan berlangsung.
Menurutnya, pelayanan kesehatan adalah hak dasar masyarakat yang tidak boleh terganggu karena dinamika kebijakan sektor kesehatan.
Istana Tegaskan Dialog Terbuka Akan Terus Dilakukan dengan Pemangku Kepentingan
Pemerintah memastikan bahwa dialog terbuka dengan berbagai pemangku kepentingan dunia medis akan terus dilakukan untuk menemukan titik temu.
Baca Juga:
Pertamina, PLN, BRI Masuk Jajaran Raksasa Bisnis Asia Tenggara
Erdogan Tuding Israel Langgar Hukum Internasional dan Sabotase Perdamaian
Pertamina Kembali Direnovasi: Dari Komisaris hingga Wadirut, Siapa Kuasai Arah Holding Energi?
Pendekatan kolaboratif dianggap sebagai solusi terbaik untuk menghindari polarisasi dalam pengambilan kebijakan strategis sektor kesehatan.
Melibatkan fakultas kedokteran, organisasi profesi, dan akademisi lainnya dianggap krusial dalam merumuskan sistem pendidikan kedokteran masa depan.
Evaluasi Harus Seimbang: Antara Inovasi Regulasi dan Kualitas Layanan
Pemerintah menghadapi tantangan untuk menyeimbangkan antara urgensi reformasi birokrasi di bidang kesehatan dan mempertahankan kualitas pendidikan.
Sistem kolegium yang telah teruji tidak seharusnya dirombak total tanpa kajian mendalam atau uji publik yang komprehensif.
Setiap langkah reformasi memerlukan dasar ilmiah, aspirasi komunitas, dan perencanaan matang agar tidak berdampak buruk terhadap SDM kesehatan.
Menata Ulang Hubungan Negara dan Profesi Medis
Kontroversi kolegium spesialis mencerminkan kegentingan dalam merumuskan ulang relasi antara negara dan profesi medis.
Negara perlu hadir untuk menjamin mutu dan pemerataan akses, tetapi tidak dengan mengambil alih sepenuhnya mekanisme profesi yang sudah mapan.
Solusinya adalah menciptakan model koeksistensi: negara mengatur dalam koridor hukum dan akuntabilitas, profesi menjaga standar ilmiah dan etika.
Presiden dan timnya memiliki peluang membuktikan kepemimpinan dialogis—mendengarkan, mengevaluasi, lalu bertindak untuk kebaikan bersama.***
Kami juga melayani Jasa Siaran Pers atau publikasi press release di lebih dari 175an media, silahkan klik Persrilis.com
Sedangkan untuk publikasi press release serentak di media mainstream (media arus utama) atau Tier Pertama, silahkan klik Publikasi Media Mainstream.
Indonesia Media Circle (IMC) juga melayani kebutuhan untuk bulk order publications (ribuan link publikasi press release) untuk manajemen reputasi: kampanye, pemulihan nama baik, atau kepentingan lainnya.
Untuk informasi, dapat menghubungi WhatsApp Center Pusat Siaran Pers Indonesia (PSPI): 085315557788, 087815557788.
Pastikan download aplikasi Hallo.id di Playstore (Android) dan Appstore (iphone), untuk mendapatkan aneka artikel yang menarik. Media Hallo.id dapat diakses melalui Google News. Terima kasih.
Sempatkan untuk membaca berbagai berita dan informasi seputar ekonomi dan bisnis lainnya di media Bisnisidn.com dan Koperasipost.com
Simak juga berita dan informasi terkini mengenai politik, hukum, dan nasional melalui media Persda.com dan Jazirahnews.com
Informasi nasional dari pers daerah dapat dimonitor langsumg dari portal berita Heijakarta.com dan Hallopapua.com
Dapatkan beragam berita dan informasi terkini dari berbagai portal berita melalui saluran WhatsApp Sapulangit Media Center