DALAM waktu kurang dari sepekan sejak pengumuman resmi kesepakatan dagang Indonesia-Amerika Serikat pada 22 Juli 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatat lonjakan sebesar 6,8%.
Ini merupakan kenaikan tertinggi di antara seluruh bursa saham Asia hingga 28 Juli 2025.
Pasar bereaksi cepat. Investor institusi dari Amerika, Jepang, dan Uni Emirat Arab disebut-sebut mempercepat alokasi dana ke sektor energi baru, infrastruktur logistik, dan manufaktur berbasis hilirisasi mineral di Indonesia.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Sektor yang paling diuntungkan? Pertambangan nikel, energi hijau, serta produsen komponen baterai listrik — semuanya mencetak capital inflow berskala jumbo.
“Kesepakatan ini bukan hanya membuka pintu perdagangan bebas, tapi memperluas keran investasi langsung dari AS yang selama ini lebih konservatif di Indonesia,” kata Bhima Yudhistira, Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS).
Apa Isi Kesepakatan Dagang AS-Indonesia?
Kesepakatan strategis tersebut, yang ditandatangani oleh Presiden Prabowo dan Presiden Donald Trump dalam kunjungan bilateral di Jakarta, mencakup lima bidang utama:
Baca Juga:
Bersama Masyarakat DLH Kota Mojokerto Jaga Lingkungan
Melestarikan Lingkungan di Palu: Upaya Nyata Menjaga Bumi dari Tanah Tadulako
Walk Out Delegasi di PBB: Netanyahu Balas Pidato Prabowo Tentang Palestina
1. Penghapusan tarif untuk 117 komoditas ekspor Indonesia ke AS, termasuk tekstil, kopi, dan komponen baterai.
2. Komitmen investasi AS senilai USD 22 miliar dalam lima tahun ke depan di bidang hilirisasi mineral dan pertahanan.
3. Kolaborasi teknologi dan pertukaran data industri strategis.
4. Fasilitasi kerja sama energi baru dan terbarukan.
Baca Juga:
Tim Sleman Juara Umum dalam Porda XVII DIY 2025
Rahasia Sukses Undang Jurnalis Ekonomi untuk Liputan Acara Perusahaan
Audit BPKP Temukan Kerugian Rp9,8 Miliar Dari Kasus Kapal Pesiar
5. Jaminan proteksi hukum untuk investor AS di sektor strategis.
Pemerintah menyebut ini sebagai “Kesepakatan Ekonomi Strategis” yang akan mempercepat transformasi industri dalam negeri dan memperkuat posisi tawar Indonesia di tataran geopolitik global.
Apakah Indonesia Sedang Menjual Kedaulatan Industrinya?
Tak semua pihak bersorak. Di balik angka IHSG yang meroket, muncul pertanyaan krusial: Apakah Indonesia sedang menukar kemerdekaan industrinya demi suntikan dana asing?
Penghapusan tarif bagi komoditas unggulan Indonesia jelas menguntungkan. Tapi beberapa analis mempertanyakan pasal-pasal “perlindungan investor” dalam kesepakatan ini.
“Pasal-pasal itu memungkinkan korporasi asing menggugat kebijakan nasional jika dinilai merugikan investasi mereka.”
“Ini membuka ruang bagi tekanan politik ekonomi secara terselubung,” ujar Anis Hidayah, pengamat kebijakan publik dari Universitas Paramadina.
Baca Juga:
Pigmentasi Bibir Bisa Reda dengan 4 Perawatan Alami Hemat Budget
Antrean Panjang BBM Non-Subsidi, Lonjakan Konsumsi Capai 1,4 Juta KL
Harga Jagung Rp 6.628/kg, Ini Respons Pemerintah untuk Peternak
Tak hanya itu, klausul kerja sama pertahanan juga dinilai terlalu luas dan bisa memicu ketegangan dengan Tiongkok, mitra dagang terbesar Indonesia saat ini.
“Indonesia perlu menjaga keseimbangan strategis. Jangan terjebak dalam poros geopolitik yang justru mengebiri independensi kebijakan ekonomi kita,” tulis editorial Nikkei Asia edisi 24 Juli 2025.
Ekonomi Tidak Butuh Simbol, Tapi Struktur yang Berkeadilan
IHSG yang terbang memang menggembirakan, tapi realitas lapangan masih menyimpan tanda tanya.
Apakah petani kopi di Toraja merasakan manfaat dari bebas tarif ekspor? Apakah buruh tekstil di Majalaya akan mendapatkan upah yang lebih layak?
Tanpa distribusi keuntungan yang merata, kesepakatan ini berisiko menjadi simbolisme elite belaka. Euforia modal masuk tak selalu berarti pertumbuhan ekonomi yang adil.
Bila tidak dibarengi dengan penguatan regulasi domestik, peningkatan kapasitas UMKM, dan sistem distribusi yang adil.
Maka kesepakatan ini akan menjadi jalan satu arah menuju ketimpangan struktural.
Momentum untuk Reposisi Ekonomi Global
Namun, terlepas dari risiko-risiko tersebut, kesepakatan ini juga membuka peluang strategis.
Indonesia menunjukkan kepada dunia bahwa ia bukan lagi negara penerima kebijakan, tapi perancang arsitektur baru dalam percaturan global.
Jika dikelola dengan transparansi, keberanian, dan keberpihakan pada rakyat, maka kesepakatan ini bisa menjadi fondasi menuju kedaulatan ekonomi yang sesungguhnya.
Bukan sekadar “kesepakatan dagang,” tapi penegasan: Indonesia ingin naik kelas — dari pinggiran ke panggung utama geopolitik dunia.***
Sempatkan untuk membaca berbagai berita dan informasi seputar ekonomi dan bisnis lainnya di media Arahnews.com dan Haloagro.com.
Simak juga berita dan informasi terkini mengenai politik, hukum, dan nasional melalui media Sentranews.com dan Indonesiaraya.co.id.
Informasi nasional dari pers daerah dapat dimonitor langsumg dari portal berita Hellojateng.com dan Hariankarawang.com.
Untuk mengikuti perkembangan berita nasional, bisinis dan internasional dalam bahasa Inggris, silahkan simak portal berita Indo24hours.com dan 01post.com.
Pastikan juga download aplikasi Hallo.id di Playstore (Android) dan Appstore (iphone), untuk mendapatkan aneka artikel yang menarik. Media Hallo.id dapat diakses melalui Google News. Terima kasih.
Kami juga melayani Jasa Siaran Pers atau publikasi press release di lebih dari 175an media, silahkan klik Persrilis.com
Sedangkan untuk publikasi press release serentak di media mainstream (media arus utama) atau Tier Pertama, silahkan klik Publikasi Media Mainstream.
Indonesia Media Circle (IMC) juga melayani kebutuhan untuk bulk order publications (ribuan link publikasi press release) untuk manajemen reputasi: kampanye, pemulihan nama baik, atau kepentingan lainnya.
Untuk informasi, dapat menghubungi WhatsApp Center Pusat Siaran Pers Indonesia (PSPI): 085315557788, 087815557788.
Dapatkan beragam berita dan informasi terkini dari berbagai portal berita melalui saluran WhatsApp Sapulangit Media Center















